Pulau Cangke termasuk di dalam gugusan kepulauan Spermonde di bagian barat Sulawesi selatan yang membentang luas dari kabupaten Takalar di selatan hingga kabupaten Pangkajene Kepulauan atau dikenal dengan Pangkep oleh masyarakat sekitar. Seperti kita semua tahu ya sobat, gugusan kepulauan selalu memiliki keindahan alam yang tiada duanya. Begitu juga dengan pulau Cangke ini. Pesona pulau kecil ini benar-benar mampu membius mata dan membuat syaraf tegang karena penat nya kota besar menjadi sirna. Tampak dari kejauhan pulau Cangke menyerupai hutan ditengah lautan karena memang disana pepohonan tumbuh begitu lebatnya. Jika mengunjungi pulau-pulau lain kamu merasa kepanasan, maka jangan khawatir jika mengunjungi pulau Cangke ini. Dijamin teduh karena pohon cemara laut dan beberapa jenis pepohonan lain tumbuh begitu subur.
Pemandangan lebih indah lagi akan kamu dapatkan ketika mengginjakkan kaki di pulau perawan ini. Hamparan pasir putih membentang menyambut siapa saja yang datang berkunjung. Kamu bisa menikmati perairan dangkal sekeliling pulau yang airnya berwarna biru muda sangat jernih. Itu memang salah satu unggulan dan menjadi karakteristik gugusan pulau di Spermonde. Untuk menghabiskan siang yang cerah di pulau Cangke ini, kamu bisa snorkling di sekeliling garis pantai yang cukup panjang. Atau disaat surut bahkan sobat INVI bisa melihat terumbu karang dan ikan dengan berbagai macam jenis biota laut lainnya tanpa harus harus repot nyemplung ke dalam air. Namun untuk kamu yang suka diving, silahkan menjelajah dunia bawah air di pulau yang hanya ditinggali oleh 1 kepala keluarga ini.
Tahun demi tahun berganti, Abu Daeng dan Maidah kini sudah renta, mata mereka pun telah rabun. Namun mereka berdua lah yang selalu menjaga keindahan serta kelestarian pulah Cangke hingga detik ini. Jika sobat INVI melihat keindahan hutan ditengan laut yang disajikan oleh pulau Cangke, semua merupakan buah kerja keras pasangan suami istri tersebut. Dengan telaten Abu Daeng "menyulap" dataran pulau yang kering menjadi hijau lestari seperti mata air di tengah gurun pasir yang panas. Beliau pula yang memastikan telur-telur penyu agar menetas dengan baik dalam upaya pelestarian hewan yang terancam punah tersebut. Sungguh besar jasa Daeng Abu dan istrinya yang sempat diasingkan oleh masyarakat ini. Tiada kesedihan yang terlihat pada keduanya walaupun mereka harus hidup terasing ditengah laut selat Makassar. Bagi mereka kehidupan seperti apapun harus tetap disyukuri dan kasih sayang yang tulus adalah harta mereka yang tak ternilai harganya.
Beruntung rasanya bisa mengunjungi Pulau Cangke, karena selain keidahannya yang memanjakan mata, ada pelajaran lain yang bisa kita petik dari kisah Daeng Abu dan istrinya. Dan jika kamu juga berminat untuk mengunjungi pulau yang satu ini, kamu bisa ambil rute penerbangan menuju Makassar lalu lanjutkan perjalanan darat menuju pelabuhan Paotere. Disana kamu bisa menyewa kapal dengan biaya antara 700 ribu hingga satu juta rupiah. Perjalanan memakan waktu 2 hingga 3 jam setelah sebelumnya kapal transit di salah satu pulau penduduk yaitu pulau Badi. Admin jamin perjalanan laut tidak membosankan jika kamu menikmati setiap ayunan ombak atau melihat betapa kecilnya kita dibanding laut yang kita arungi. Itu yang akan selalu membuat kita bersyukur dan berserah diri kepada Sang Pencipta Alam.
Pada akhirnya, perjuangan Daeng Abu dan Maidah istrinya membuktikan bahwa keterbatasan dan ketiadaan bukanlah menjadi penghalang untuk melakukan hal yang berguna dan tentu bermanfaat bagi lingkungan hidup serta kelestarian alam. Semoga kita bisa mengikuti keteladanan mereka dan terus berkarya, untuk INDONESIA.
Sumber :
http://sodventure.blogspot.co.id/2013/02/pulau-cangke-sebuah-keindahan-dan-cerita-romantis.html
No comments:
Post a Comment