Hallo sobat INVI.
Pada kesempatan ini, INVI akan menyapa para sobat dengan artikel baru kita..
Kali ini masuk pada kategori artikel yang berbeda, yaitu kategori "Culture"
(kebudayaan). Dari sekian banyak kebudayaan yang ada di negara tercinta
kita ini, INVI akan mengenalkan beberapa peninggalan bersejarah kerajaan
Majapahit yang mungkin belum sobat tau. Nah, sebelum kita masuk ke pembahasan,
INVI mau sedikit mengingatkan lagi kepada para sobat tentang kerajaan Majapahit
nih.
Ayo, ada yang masih
ingat dimana kerajaan Majapahit ini berdiri? Yups, Mojokerto adalah kota yang menjadi saksi dari sejarah masa lampau satu
kerajaan besar bernama Majapahit. Raden Wijaya yang merupakan
keturunan dari kerajaan Singosari adalah pendiri kerajaan Majapahit, yang
didirikan pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 atau dalam bulan Masehi
tepatnya pada 12 November 1293. Kerajaan
ini mempunyai kekuasaan begitu luas, hampir seluruh wilayah Asia Tenggara.
Kalian bangga?? Harus doonngg..
Oke,
sekarang langsung menuju ke TKP aja. Yuk kita lihat, bukti dari kebesaran
Kerajaan Majapahit yang tentunya dilengkapi dengan Fotografi 360 derajat agar
terlihat lebih nyata! Selamat menikmati..
1. Candi Bajang Ratu
View CANDI BAJANG RATU at indonesiavirtual.com
Terletak di Desa
Temon, Trowulan, Mojokerto. Candi yang terbuat dari bata merah ini berada
diantara hijaunya rerumputan taman. Menurut Arkeolog Sri Soeyatmi, nama
Bajangratu ini ada hubungannya dengan Jayanegara (Putra Raden Wijaya) yang
merupakan Raja ke-2 Majapahit, mau tau kenapa? Yups, karena kata
"bajang" itu artinya adalah kerdil (kecil). Dan menurut Kitab
Pararaton atau cerita rakyat, Jayanegara dinobatkan menjadi raja saat usianya
masih bajang atau masih kecil. Hal itu dikarenakan ayahnya (Raden Wijaya) wafat
pada tahun 1309. Sedangkan kata "ratu" yang berarti penguasa. Nah,
maka dari itu gelar Bajang Ratu melekat sama beliau..
Diperkirakan candi
ini dibangun pada abad ke-13 atau ke-14. Jika menurut Badan Pelestarian
Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi ini dibuat untuk gerbang masuk ke tempat
suci mengenang meninggalnya Raja Jayanegara, karena dalam kitab Pararaton
dijelaskan bahwa Jayanegara wafat pada tahun 1328 (abad ke-13). Namun ada juga
yang mempunyai pendapat lain, bentuknya yang berupa gapura paduraksa (beratap
anak tangga) diduga merupakan salah satu pintu gerbang Keraton Majapahit.
Perkiraan ini juga didukung oleh letak candi yang tidak jauh dari lokasi Istana
Majapahit. Wah, kalau pendapat kalian bagaimana?
Tinggi candi ini
adalah 16,1 m dengan lebar 6,74m. Gapura Bajangratu ini mempunyai sayap di sisi
kanan dan kiri. Masing-masing sisi terdapat hiasan singa dan binatang
bertelinga panjang. Pada dinding kaki candi terdapat relief Sri Tanjung,
sedangkan disisi kanan dan kiri bagian depan terdapat relief Ramayana. Dan
diatas ambangnya dihiasi relief kepala kala. Nah, untuk atap candi berbentuk
meru (gunung) atau limas bersusun dan pada bagian tengah lapisan atapnya
terdapat relief matahari, yang konon katanya itu adalah simbol dari kerajaan
Majapahit
2. Candi Brahu
View CANDI BRAHU at indonesiavirtual.com
Letaknya di Desa
Bejijong, Trowulan, Mojokerto. Tepat di depan kantor Suaka Peninggalan Sejarah
dan Purbakala. Katanya sih, Candi Brahu adalah candi tertua dibanding candi
lainnya yang ada di Trowulan ini. Nah, nama Brahu ini sendiri diperkirakan
berasal dari kata "Waranu" atau "Warahu", yaitu nama sebuah
bangunan suci yang disebutkan dalam prasati tembaga "Alasantan" yang
letaknya tidak jauh dari Candi Brahu.
Konon, Candi Brahu
ini merupakan pusat spiritual Kerajaan Majapahit, termasuk upacara penguburan
empat orang raja Majapahit yang pernah dilakukan disini.
Uniknya, bentuk dari
candi ini mempunyai ciri khas tersendiri lho. Bentuk tubuh Candi Brahu tidak
persegi melainkan bersudut banyak, tumpul dan berlekuk indah. Kalau kita boleh
mengira-ngira, jika melihat dari lekukannya menyerupai bentuk tubuh manusia ya.
Hehe.. Atap candi ini juga unik, bersudut banyak dengan puncak yang
datar, tidak seperti candi pada umumnya yang berbentuk limas bersusun atau segi
empat. Dan yang membedakannya lagi yaitu candi ini tidak memiliki hiasan relief
atau ukiran. Walau candi ini terlihat berukuran kecil, namun konon katanya,
ruangan di dalam candi ini mampu menampung sekitar 30 orang loohh.. Wah, benar-benar
unik ya!
3. Situs Siti Inggil
View SITI INGGIL at indonesiavirtual.com
Letaknya masih sama
dengan candi Brahu yaitu di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto. Situs ini
memang berada pada sisa pondasi sebuah bangunan kuno. Namun taukah sobat, bahwa
disini terdapat sebuah sanggar yang di dalamnya terdapat makam yang di yakini
sebagai tempat bersemayamnya Raden Wijaya (Raja Majapahit ke-1). Yups, namun
pendapat ini tidak dapat diterima oleh semua orang dan menganggap tempat ini
hanya sebagai petilasan atau petapaan Raden Wijaya. Karena mereka mempunyai
kepercayaan, seseorang yang mempunyai kemampuan spiritual tinggi seperti Raden
Wijaya ini, jika meninggal tidak akan meninggalkan jasad (mukso).
Nah, para sobat
mungkin bertanya, "Kenapa ada bendera merah putih didalam situs
ini?". Sudah paham dong merah putih itu adalah warna bendera negara kita?
Nah, apa hubungannya dengan situs ini? Karena pada masa keemasan Kerajaan
Majapahit, atas perintah Raden Wijaya kepada Maha Patih "Gajah Mada"
yang terkenal dengan Sumpah Palapanya, berhasil menyatukan Nusantara dan
menguasai hampir seluruh wilayah Asia Tenggara. Untuk menghormati jasa beliau,
situs diberikan bendera merah putih dan menurut penjaga situs setempat, pejabat
pejabat negara kita sering datang ke situs ini untuk berziarah ke makam Raden
Wijaya ini.
Disamping makam Raden
Wijaya, terdapat juga makam yang diyakini sebagai tempat peristirahatan Kyai
Sapu Jagad dan Kyai Sapu Angin. Maka tidak heran jika setiap harinya banyak
peziarah yang datang ke Situs Inggil ini, khususnya pada malam Jum'at Legi dan
pada bulan Suro. Disitus ini juga terdapat pohon beringin yang sangat besar,
membuat peziarah semakin khusyuk berdo'a dibawah teduhnya pohon ini.
4. Candi Tikus
View CANDI TIKUS at indonesiavirtual.com
Terletak di Desa
Temon, Trowulan, Mojokerto. Candi ini sebelumnya telah terkubur dalam tanah
loh, kemudian ditemukan kembali pada tahun 1914. Dilakukannya penggalian ini
berdasarkan laporan Bupati setempat (R.A.A Kromojoyo Adinegoro) yang menemukan
miniatur candi disebuah perkuburan rakyat.
Sobat pasti mengira
jika nama Candi Tikus ini dikarenakan candi ini sempat terkubur dan baru
ditemukan kembali ya? Hm, ternyata bukan karena itu, melainkan karena saat
ditemukan candi tersebut merupakan sarang tikus. Hahaha.. Uniknya ya masyarakat
Indonesia, suka secara spontan memberi nama suatu tempat sesuai dengan apa yang
dilihatnya saat itu juga.
Bangunan candi ini
seperti sebuah petirtaan (pemandian). Namun lagi-lagi tidak semua orang setuju
dengan pendapat tersebut. Diantaranya, ada pakar yang berpendapat bahwa candi
ini adalah tempat penampungan dan penyaluran air penduduk Trowulan. Nah, ada
juga pendapat yang mistis mengatakan jika bangunan candi ini berfungsi sebagai
tempat pemujaan, jika dilihat dari menara yang berbentuk meru.
Uniknya, candi ini
lebih rendah dari permukaan tanah atau bisa kita bilang menjorok ke dalam
tanah. Terdapat menara ditengah candi yang dikelilingi lagi oleh 8 menara yang
berukuran lebih kecil. Dan di sekeliling dinding kaki candi ini, berjajar 17
pancuran berbentuk bunga teratai dan makara.
Baik dilihat dari
namanya maupun candi ini sendiri, sangat unik ya?
Sekian review
mengenai "Melihat Bukti Kebesaran Kerajaan Majapahit Dengan Teknologi
Fotografi 360 Derajat" dari INVI. Perlu kita banggakan bahwa Indonesia
mempunyai kakayaan yang sangat luar biasa, salah satunya adalah kekayaan budaya
yang bisa kita lihat dari peninggalan-peninggalan purbakala. Dan sekarang yang
menjadi tugas kita adalah bagaimana cara menjaganya agar tetap bisa dinikmati
oleh anak cucu kita nanti. Para sobat siap untuk mengemban amanah ini? Yups,
kita harus siap! "WE LOVE
INDONESIA"!!
No comments:
Post a Comment